Karanganyar - Siang itu ( 30/1) halaman Gedung DPRD Kabupaten Karanganyar tampak berbeda. Halaman yang biasa berisi mobil dinas anggota...
Karanganyar - Siang itu ( 30/1) halaman Gedung DPRD Kabupaten Karanganyar tampak berbeda. Halaman yang biasa
berisi mobil dinas anggota dewan itu, kini tertutup kajang yang rapi. Sayup –
sayup terdengar alunan musik dari beberapa pengeras suara yang ditata rapi. Ada
sebuah panggung yang indah dengan latar belakang berwarna, bertuliskan Festival
Seni Budaya Islami. Sebuah acara yang digelar DPD PKS Karanganyar dalam rangka Milad PKS ke - 18.
Sosok berpakaian khas
jawa, memakai baju dan celana hitam dan memakai penutup kepala, mirip dengan
blangkon. Dengan bersemangat, beliau memulai acara pada siang itu. Sosok yang
tak asing bagi kader Karanganyar itu adalah Lilik Prihyanto, Ketua Bidang Seni
Budaya DPD PKS Karanganyar.
Akhirnya detik – detik
yang ditunggu pun tiba. 10 peserta Festival Seni Budaya Islami dalam rangka Milad ke –
18 PKS pun bersiap menampilkan kebolehannya. Berwarna, kata ini mungkin yang
tepat untuk menggambarkan para peserta. Ada kelompok ibu – ibu, bapak – bapak,
remaja, pemuda bahkan anak – anak. Lengkap. 500 penonton menyemut berebut tempat menyaksikan kebolehan peserta dari berbagai wilayah di Karanganyar itu.
Wakil Bupati
Karanganyar, Rohadi Widodo, Ketua DPD PKS Karanganyar, Joko Tri Susilo dan
anggota dewan dari Fraksi PKS Karanganyar terlihat hadir, menyatu dengan kader
dan simpatisan.
“ Acara seperti ini
bagus. Melestarikan budaya. Masa kecil dulu, saya biasa main benthik “ ujar
Wakil Bupati Karanganyar, yang biasa dipanggil Mas Rohadi.
Irama lesung yang
mengalun indah membuka acara siang itu. Sekelompok ibu – ibu dari DPC Colomadu
begitu terampil memainkan alu, membentuk irama yang enak didengar. Berselang
kemudian, sekelompok anak – anak berpakaian serba lurik naik ke atas panggung.
Opera menjadi pilihan perwakilan DPC Tasikmadu ini. Ada yang unik dari
penampilan tim opera ini. Anak –anak yang masih polo situ menyelipkan pesan
yang menghentak nurani kita. “ Ayah Bunda,
Jangan Sibuk Dengan Dunia Maya Saja “. Penampilan anak – anak ini patut
diacungi jempol. Buktinya tepuk tangan meriah penonton diberikan kepada mereka.
Rebana menjadi
penampilan selanjutnya. Adalah DPC Tawangmangu yang memilih rebana menjadi
andalannya. Giliran selanjutnya adalah DPC Kebak Kramat. Puisi dan nasyid
menjadi pilihan DPC ini. Puisi yang ditampilkan mampu menguras emosi penonton.
Penampil begitu menjiwai puisi yang dibawakannya. Puisi yang bercerita
perjuangan baginda Nabi tercinta.
Tak lama berselang,
seni hadroh menghibur penonton. Nuansa pesantren begitu kental dalam iringan
seni ini. DPC Jumapolo memilihnya untuk tampil dalam festival ini. Nasyid
menjadi DPC Jaten. Penampilan tim nasyid DPC ini cukup menyita perhatian
penonton . Berganti ke wilayah selatan, DPC Jumantono menampilkan tarian
kreasi. Gerak gemulai penari membentuk gerakan yang berpadu, menyatu dan
menghibur.
DPC Karangpandan
mendapatkan giliran selanjutnya. Drama komedi menjadi pilihan kecamatan dimana
Sekum DPD, Darwanto tinggal. Penampilan mereka sangat menghibur. Gayeng, kata
ini mungkin yang tepat menggambarkan suasana ketika mereka beraksi. 2 DPC di
wilayah selatan menjadi penampil selanjutnya. Adalah DPC Jatipuro dan DPC
Matesih yang menyajikan nasyid secara bergantian. Histeria penonton menjalar
ketika tim nasyid DPC Matesih menampilkan lagu mereka. Penampilan DPC Matesih
menjadi penampilan penutup dalam acara ini.
Penampilan para peserta
begitu memukau dewan juri. Ibarat buah pinang, sulit bagi dewan juri untuk
memilih yang terbaik. Dengan proses yang panjang, dewan juri sepakat memilih 3
tim terbaik . Ketiga nominator itu adalah DPC Jumantono, Tasikmadu dan
Colomadu. Ketiganya akan tampil dalam acara puncak peringatan Milad ke 18 PKS
esok hari ( ahad ) di tempat yang sama. (SH)
COMMENTS